Senin, 12 April 2010

Agar Percaya Diri


Kompas.com

10 Kebiasaan Wanita Penuh Percaya Diri


Wanita yang percaya diri memancarkan semacam kharisma yang sulit ditolak. Pernah bertemu dengan wanita yang setiap kali memasuki ruangan selalu mencuri perhatian semua orang, setiap ia bicara, semua mendengarkan, bahkan tertawa pada leluconnya yang tak terlalu lucu? Apa yang membuatnya menjadi sosok yang spesial? Berikut adalah hasil survei majalah Redbook yang menanyakan kepada para responden mengenai apa yang menjadikan seseorang terlihat lebih percaya diri.

1. Masuk dengan gaya
Sebelum memasuki ruangan, periksalah kepercayaan diri Anda. Untuk memancarkan kepercayaan diri, Anda perlu memastikan bahwa Anda sudah nyaman dengan diri sendiri. Rasa ketidakpercayaandiri, malu-malu, atau rendah diri akan membuat orang-orang memalingkan wajahnya dari Anda. Jika Anda memasuki sebuah ruangan besar, Anda tak tahu siapa yang akan ada di ruangan tersebut, tujukan langkah Anda ke pojok belakang ruangan, dengan begini, kemungkinan terbesar orang yang mengenal Anda akan menyapa Anda sepanjang perjalanan tersebut.

2. Berani memulai
Bagaimana bisa membuat diri Anda terlihat percaya diri jika masih memiliki phobia untuk memulai percakapan? Sebelum memasuki ruangan yang berisi orang-orang lain, buatlah diri Anda lebih bersemangat dan pikirkan apa yang bisa Anda dapatkan jika bisa berkenalan dengan banyak orang. Ketika Anda berada dalam sebuah situasi, di tempat yang sangat asing, tapi Anda harus duduk bersama orang yang belum Anda kenal selama berjam-jam, cobalah untuk memberanikan diri memulai. Palingkan wajah ke orang terdekat, senyum lebar dan tulus, kenalkan diri Anda seraya mengajak berjabat tangan. Mulailah bertanya seputar hal-hal umum, misal, nama, asal, dan seputar acara yang Anda hadiri tersebut.

3. Hadapi dengan anggun
Akan ada saat-saat Anda bertemu dengan situasi yang tak mengenakkan, misal, Anda lupa nama seseorang. Jika hal ini terjadi, ingatlah bahwa hal semacam ini bisa saja terjadi pada siapa pun, jadi jangan terlalu berkecil hati. Langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah mengakui bahwa Anda melupakan namanya. Kedua, Anda bisa bergurau mengenai kelupaan tersebut. Harapannya, ia akan menyebutkan namanya kembali. Ketika ia menyebutkannya kembali, katakan, "Saya tak akan lupa lagi," lalu lanjutkan percakapannya.

4. Cerita yang berkesan
Cerita yang berkesan bisa jadi pencair suasana. Namun, perlu diingat, cerita tersebut, jika dimaksudkan untuk mencairkan suasana, harus yang memiliki pesan yang amat menyentuh atau sangat lucu. Ketika bercerita, pastikan Anda tidak melupakan detail-detail pentingnya. Gerak tubuh masih bisa diterima, asalkan masih dalam bentuk wajar dan natural. Namun, cerita yang menarik sebenarnya tidak terlalu perlu bumbu-bumbu gerakan yang berlebihan, yang penting adalah pemilihan kata-katanya.

5. Tetap tenang
Ketika Anda merasa gugup dan perlu pengalih perhatian, coba lakukan aktivitas aerobik mendadak, misal, berlompat-lompat, atau berlari di tempat. Lalu cobalah untuk memfokuskan diri. Cari tempat tenang untuk menyendiri dan mengambil napas sejenak sebelum Anda memasuki ruangan. Lalu ambil napas dalam-dalam dan perlahan ketika memasuki ruangan dan menempati posisi Anda di hadapan orang lain. Jangan lupa untuk tersenyum kepada mereka sambil menatap mata mereka.

6. Vini, Vidi, Vici
Ketika Anda menginginkan sesuatu, lakukanlah dengan perhitungan dan dengan bijak. Misal, saat Anda merasa sudah saatnya mendapatkan kenaikan gaji karena perbandingan pekerjaan yang Anda lakukan dan gaji yang didapat tidak seimbang. Jika memang ingin mendapatkan kenaikan, coba lakukan dengan cepat, tepat, dan sopan. Misal, di pagi hari, tanyakan padanya bahwa Anda ingin bicara dengannya, dan tanyakan kapan ia memiliki waktu luang untuk bicara. Ketika sudah berhadapan dengannya, katakan betapa Anda menyukai pekerjaan ini, jabatan Anda, juga sebutkan hasil pekerjaan terbaik yang Anda hasilkan. Lalu, tanyakan padanya, " Mungkinkah Bapak/Ibu bisa mempertimbangkan kenaikan gaji untuk saya?" Jangan ucapkan angka spesifik kecuali ditanyakan. Akhiri percakapan dengan "Mengenai hal ini, tak perlu dijawab dengan segera." Hal ini akan membuat bos Anda berpikir bahwa ia masih memiliki kontrol dan mudah-mudahan akan lebih dermawan dalam menawarkan kenaikan Anda.

7. Saat bernegosiasi
Saat Anda akan melakukan sebuah negosiasi atau penawaran, jangan lupa untuk memperkaya diri dengan pengetahuan. Cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai apa yang Anda inginkan. Saat akan bernegosiasi, selalu minta lebih dari yang mereka tawarkan, dan tawarkan nilai di bawah limit Anda. Jika masih ragu, pikirkan kembali, baru putuskan keesokan harinya.

8. Hadapi ketakutan
Rasa takut mirip dengan rasa sakit. Hal ini akan membantu Anda menunjuk hal yang mengganggu pikiran Anda. Ketika Anda menghadapi ketakutan akan sesuatu, cobalah untuk menghadapinya. Bayangkan situasi yang menakutkan tersebut di kepala Anda, lalu bayangkan langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi situasi tersebut. Lalu, alihkan pikiran tersebut ke hal yang menenangkan untuk Anda, misal, pinggir pantai atau mentari tenggelam. Saat melakukan perpindahan bayangan-bayangan tadi, jangan lupa untuk menjaga alur napas Anda agar tetap teratur.

9. Jangan terintimidasi
Hentikan pikiran-pikiran negatif di kepala Anda, lalu visualisasikan diri Anda mendorong orang lain 100 langkah menjauh dari Anda. Bayangkan orang-orang tersebut sangat kecil dan berwarna hitam-putih. Ini akan menghilangkan rasa inferior di dalam Anda. Nah, lakukan hal ini ketika Anda merasa kurang percaya diri berada di tengah-tengah perbincangan dengan orang yang belum Anda kenal dekat. Ketika secara mental Anda sudah berhasil menempatkan landasannya, Anda akan menjadi orang yang merasa bahwa alur perbincangan itu berada di tangan Anda. Jangan lemparkan topik yang isinya bisa memicu kompetisi atau sifat defensif dari orang tersebut, tapi mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan seputar hal yang personal. Jangan lupakan ketulusan.

10. Melemparkan lelucon
Saat Anda akan melempar lelucon, jangan mengatakan bahwa Anda akan menceritakan lelucon, karena hal ini akan membuat si pendengar memasang ekspektasi tinggi, dan ketika cerita Anda tak terlalu lucu, malah akan terkesan garing. Lelucon yang lucu bisa dihubungkan dengan topik perbincangan sebelumnya, sehingga orang-orang akan merasa terhisap ke perkataan Anda itu, dan akan merasa lelucon Anda itu sangat lucu, karena datang tanpa diduga. Ketika lelucon Anda berhasil membuat orang tertawa, jangan tergoda untuk melontarkan lelucon lain. Biarkan mereka merasa ingin lebih dari Anda.


Kamis, 08 April 2010

Love




MUTIARA CINTA ... untuk Mas Alan


Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo'akannya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita ? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah Cinta ...

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia tersebut.

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh,
penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah
mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Seandainya kamu ingin mencintai atau memiliki hati seorang gadis, ibaratkanlah seperti menyunting sekuntum mawar merah. Kadangkala kamu mencium harum mawar tersebut, tetapi kadangkala kamu terasa bisa duri mawar itu menusuk jari.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehingga kamu kehilangannya.
Pada saat itu, tiada guna penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi.

Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya.
Kisah silam tidak perlu diungkit lagi, kiranya kamu benar-benar mencintainya setulus hati.

Hati-hati dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta PALSU.

Kemungkinan apa yang kamu sayangi atau cintai tersimpan keburukan didalamnya dan kemungkinan
apa yang kamu benci tersimpan kebaikan didalamnya.

Cinta kepada harta artinya bakhil, cinta kepada perempuan artinya alam, cinta kepada diri artinya bijaksana,
cinta kepada mati artinya hidup dan cinta kepada Tuhan artinya Takwa.

Lemparkan seorang yang bahagia dalam bercinta kedalam laut, pasti ia akan membawa seekor ikan.
Lemparkan pula seorang yang gagal dalam bercinta ke dalam gudang roti, pasti ia akan mati kelaparan.

Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam, tetapi tidak mempunyai
perasaan cinta dan kasih, dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekedar canang yang gemericing.

Cinta adalah keabadian ... dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dimiliki.

Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai cinta karena cinta bukanlah suatu
objek yang bisa dilihat oleh kasat mata, sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan
meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta.

Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak merubahnya menjadi
gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan didalam dirinya.

Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu,
raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut kemulut tetapi cinta adalah
anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.

Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai
itulah yang sukar diperoleh.

Jika saja kehadiran cinta sekedar untuk mengecewakan, lebih baik cinta itu tak pernah hadir.


salam sayang

Rabu, 07 April 2010

Anak Adalah Buah Hati

APABILA BELUM DIKARUNIAI ANAK


Allah Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu, Mahaadil, Maha Mengetahui, dan Mahabijaksana meng-anugerahkan anak kepada pasangan suami isteri, dan ada pula yang tidak diberikan anak. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

“Artinya : Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.” [Asy-Syuuraa : 49-50]

Apabila sepasang suami isteri sudah menikah sekian lama namun ditakdirkan oleh Allah belum memiliki anak, maka janganlah ia berputus asa dari rahmat Allah ‘Azza wa Jalla. Hendaklah ia terus berdo’a sebagaimana Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam dan Zakariya ‘alaihis salaam telah berdo’a kepada Allah sehingga Allah ‘Azza wa Jalla mengabulkan do’a mereka.


Do’a mohon dikaruniai keturunan yang baik dan shalih terdapat dalam Al-Qur’an, yaitu:

“Ya Rabb-ku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih.” [Ash-Shaaffaat : 100]

“...Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.” [Al-Furqaan : 74]

“...Ya Rabb-ku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkau-lah ahli waris yang terbaik.” [Al-Anbiyaa' : 89]

“...Ya Rabb-ku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do’a.” [Ali ‘Imran : 38]

Suami isteri yang belum dikaruniai anak, hendaknya ikhtiar dengan berobat secara medis yang dibenarkan menurut syari’at, juga menkonsumsi obat-obat, makanan dan minuman yang menyuburkan. Juga dengan meruqyah diri sendiri dengan ruqyah yang diajarkan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan terus menerus istighfar (memohon ampun) kepada Allah atas segala dosa. Serta senantiasa berdo’a kepada Allah di tempat dan waktu yang dikabulkan. Seperti ketika thawaf di Ka’bah, ketika berada di Shafa dan Marwah, pada waktu sa’i, ketik awuquf di Arafah, berdo’a di sepertiga malam yang akhir, ketika sedang berpuasa, ketika safar, dan lainnya.[10]

Apabila sudah berdo’a namun belum terkabul juga, maka ingatlah bahwa semua itu ada hikmahnya. Do’a seorang muslim tidaklah sia-sia dan Insya Allah akan menjadi simpanannya di akhirat kelak.

Janganlah sekali-kali seorang muslim berburuk sangka kepada Allah! Hendaknya ia senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Apa yang Allah takdirkan baginya, maka itulah yang terbaik. Allah Maha Mengetahui, Maha Penyayang kepada hamba-hambaNya, Mahabijaksana dan Mahaadil.

Bagi yang belum dikaruniai anak, gunakanlah kesempatan dan waktu untuk berbuat banyak kebaikan yang sesuai dengan syari’at, setiap hari membaca Al-Qur-an dan menghafalnya, gunakan waktu untuk membaca buku-buku tafsir dan buku-buku lain yang bermanfaat, berusaha membantu keluarga, kerabat terdekat, tetangga-tetangga yang sedang susah dan miskin, mengasuh anak yatim, dan sebagainya.

Mudah-mudahan dengan perbuatan-perbuatan baik yang dikerjakan dengan ikhlas mendapat ganjaran dari Allah di dunia dan di akhirat, serta dikaruniai anak-anak yang shalih.

[Disalin dari buku Bingkisan Istimewa Menuju Keluarga Sakinah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Putaka A-Taqwa Bogor - Jawa Barat, Cet Ke II Dzul Qa'dah 1427H/Desember 2006]

Kasih Sayang

Kasih Sayang

kupu2.gif

“Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya
(dengan kasih & sayang) dan isterinya juga memandang suaminya
(dengan kasih & sayang), maka Allah akan memandang keduanya
dengan pandangan kasih & sayang.
Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya
(dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah
dosa-dosa dari segala jemari keduanya”

(HR. Abu Sa’id)





Ya Allah, Ya Karim
Ijinkan hamba-hambaMu ini berikhtiar
Dalam batas-batas syari’at yang telah Engkau gariskan
Dalam hembusan sejuknya iman.

Rabbana hablana min azwajina wadzurriyatina qurrata a’yun waj’alna lil muttaqina imama
(QS.25:74)

amiin ya rabbal ‘aalamiin...

Ucapan Pernikahan


Teriring Kado Pernikahan
Ketika kita membentuk bahtera Rumah Tangga , akan kita temuakan hal-hal indah yang menyenangkan kalau kita bisa mengambilnya, karena Cinta adalah CiptaanNya, dan sudah barang tentu kita juga akan melewati badai yang diciptakan Nya. Benci dan Cinta adalah suatu Ciptaan, Sekuat apa kita berpegang pada rambu-rambu yang ada, itu akan menghantarkan kita kepada kebahagiaan karena kebahagiaan sejati hanya kepunyaanNya, bukan pada titik pencapain yang kita cari tapi Rasa syukurlah inti dari sebuah kebahagiaan. Cinta dan Benci akan selalu kita lewati baik dengan terpaksa ataupun ihlas.
Jangan pernah memaksaan sebuah kesamaan Rasa. Tapi pahamilah perbedaan yang ada, Karena Allah menciptakan kaum Adam dan kaum Hawa memang berbeda dari segala sisi, baik asa maupun rasa. Dan sampai kapanpun kita tak akan kenal pasangan kita karena memang manusia diciptakan berbeda, bahkan kadang kita tak mengerti siapa diri kita tapi pahamilah sesungguhnya perbedaan itu indah adanya, dan selalu bersukurlah apa yang terjadi pada kita hanya dengan itu Allah akan menambahkan nikmat yang ada.

Manajemen Perbedaan

Mengelola Ketidaksempurnaan

oleh: M. Anis Matta

Apalagi yang tersisa dari ketampanan setelah ia dibagi habis oleh Nabi Yusuf dan Muhammad. Apalagi yang tersisa dari kecantikan setelah ia dibagi habis oleh Sarah, istri Nabi Ibrahim, dan Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW? Apalagi yang tersisa dari pesona kebajikan setelah ia direbut oleh Ustman bin Affan? Apalagi yang tersisa dari kehalusan budi setelah ia direbut habis oleh Aisyah?

Kita hanya berbagi pada sedikit yang tersisa dari pesona jiwa raga yang telah direguk habis oleh para nabi dan orang shalih terdahulu. Karena itu persoalan cinta selalu permanen begitu: jarang sekali pesona jiwa raga menyatu secara utuh dan sempurna dalam diri kita. Pilihan-pilihan kita, dengan begitu, selalu sulit. Ada lelaki ganteng atau perempuan cantik yang kurang berbudi. Sebaliknya, ada lelaki shaleh yang tidak menawan atau perempuan shalehah yang tidak cantik.

Pesona kita selalu tunggal. Padahal cinta membutuhkan dua kaki untuk bisa berdiri dan berjalan dalam waktu yang lama. Maka tentang pesona fisik itu Imam Ghazali mengatakan: “Pilihlah istri yang cantik agar kamu tidak bosan.” Tapi tentang pesona jiwa itu Rasulullah SAW bersabda: “Tapi pilihlah calon istri yang taat beragama niscaya kamu pasti beruntung.”

Persoalan kita adalah ketidaksempurnaan. Seperti ketika dunia menyaksikan tragedi cinta Puteri Diana dan Pangeran Charles. Dua setengah milyar manusia menyaksikan pemakamannya di televisi. Semua sedih. Semua menangis.Puteri yang pernah menjadi trendsetter kecantikan dunia dekade 80-an itu rasanya terlalu cantik untuk disia-siakan oleh sang pangeran. Apalagi Camila Parker yang menjadi kekasih gelap sang pangeran saat itu, secara fisik sangat tidak sebanding dengan Diana. Tapi tidak ada yang secara obyektif mau bertanya ketika itu. Kenapa akhirnya Charles lebih memilih Camila, perempuan sederhana, tidak bisa dibilang cantik, dan lebih tua ketimbang Diana, gadis cantik berwajah boneka itu? Jawaban Charles mungkin memang terlalu sederhana. Tapi itu fakta, “Karena saya lebih bisa bicara dengan Camila.”

Kekuatan budi memang bertahan lebih lama. Tapi pesona fisik justru terkembang di tahun-tahun awal pernikahan. Karena itu ia menentukan. Begitu masa uji cinta selesai, biasanya lima sampai sepuluh tahun, kekuatan budi akhirnya yang menentukan sukses tidaknya sebuah hubungan jangka panjang. Dampak gelombang magnetik fisik berkurang Bukan karena kecantikan atau ketampanan berkurang. atau hilang bersama waktu. Yang berkurang adalah pengaruhnya. Itu akibat sentuhan terus menerus yang mengurangi kesadaran emosi tentang gelombang magnetik tersebut.

Apa yang harus kita lakukan adalah mengelola ketidaksempurnaan melalui proses pembelajaran. Belajar adalah proses berubah secara konstan untuk menjadi lebih baik dan sempurna dari waktu ke waktu. Fisik mungkin tidak bisa dirubah. Tapi pesona fisik bukan hanya tampang. Ia lebih ditentukan oleh aura yang dibentuk dari gabungan antara kepribadian bawaan, pengetahuan dan pengalaman hidup. Ketiga hal itu biasanya termanifestasi pada garis-garis wajah, senyuman dan tatapan mata serta gerakan refleks tubuh kita. Itu yang menjelaskan mengapa sering ada lelaki yang tidak terlalu tampan tapi mempesona banyak wanita. Begitu juga sebaliknya.

Itu jalan tengah yang bisa ditempuh semua orang sebagai pecinta pembelajar. Karena pengetahuan dan pengalaman adalah perolehan hidup yang membuat kita tampak matang. Dan kematangan itu pesonanya. Sebab, setiap kali pengetahuan kita bertambah, kata Malik bin Nabi, wajah kita akan tampak lebih baik dan bercahaya.

Perwalian


oleh: DIAH PRANITASARI



PERWALIAN (HADHONAH)1



I.PENDAHULUAN
Berbagai masalah dan kesulitan dalam penyelesaian baik pada tahapan pemeriksaan apalagi saat pelaksanaan eksekusinya, karena sampai saat masalah eksekusi putusan anak masih ada perselisihan dimana ada ahli hukum yang berpendapat anak tidak dapat dieksekusi sedangkan ahli hukum yang lain putusan perwalian dapat di eksekusi2. Dalam makalah ini kami akan menyampaikan beberapa penjelasan tentang perwalian atau hadhonah beserta kompulasi hokum Islamnya.

II.PEMBAHASAN
Dalam ketentuan umum pasal 1 komilasi huruf h dikemukakan , perwalian adalah kewenangan yang diberikan kepada seeorang untuk melakukan sesuatu perbuatan hokum sebagai wakil untuk kepentingan dan atas nama anak yang tidak mempunyai kedua orang tua, atau kedua orang tua yang masih hidup tidak cakap melakukan perbuatan hokum. Dengan demikian wali adalah orang yang diberi kewenangan untuk melakukan perbuatan demi kepentingan anak yang tidak memiliki kedua orang tua, atau karena kedua orang tuanya tidak cakap melakukan perbuatan hokum. Ada beberapa hokum. Ada beberapa ayat yang dapat dirujuk untuk menjelaskan keberadaan wali
“dan ujilah anak yatim itu cukup umur untuk kawin, kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta) maka serahkanlah pada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta anka yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu tergesa-gesa membelanjaknanya) sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim) itu dan barang siapa yang miskin, maka bolehlah ia memakan harta itu yang patut, kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka . dan cukuplah Allah sebagai pengawas (atas persaksian itu)(Al-Nisa’:6).
Kutipan ayat diatas menunjukkan peran, kewajiban dan hak-hak wali terhadap anak dan harta yang dibawah perwaliannya. Untuk mengetahui secara lebih rinci, kita kemukakan penjelasan dari Undang-undang No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Dalam Bab XI pasal 50 sampai dengan pasal 54 diatur tentang perwakilan.
Pasal 50:
(1)Anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah melanhsungkan perwakilan, yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua, berada di bawah kekuasaan wali.
(2)Perwalian itu mengenai pribadi anak yang berlangsung maupun harta bendanya.
Pasal 51:
(1)Wali dapat ditunjuk oleh satu orang tua yang menjalankaan kekuasaan orang tua sebelum ia meninggal, dengan surat wasiat atau dengan lisan di hadapan 2 oarang saksi.
(2)Wali sedapat-dapatnya diambil dari keluarga anak tersebut atau orang tua yang sudah dewasa berfikiran sehat, adil, jujur dan berkelakuan baik.
(3)Wali wajib mengurus anak yang di bawah penguasaannya dan harta bendanya sebaik-baiknya dengan menghormati agama dan kepercayaan anak itu.
(4)Wali wajib membuat daftar harta benda anak yang berada di bawah kekuasaannya itu pada waktu memulai jabatanya dan mencatat semua perubahan-perubahan harta benda anak atau anak-anak itu.
(5)Wali bertanggung jawab tentang harta benda anak yang berada dibawah perwaliannya serta kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan atau kelalaiannya.
Memperhatikan bunyi pasal 50 dan 51 tersebut, yang perlu diperhataikan adalah, meskipun penunjukan melalui surat wasiat atau lisan sifatnya pilihan yang tidak bersifat imperative, hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang dapat mempunyai kekuatan hokum atau akta otentik3. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan kepentingan anak. Sejalan dengan kaidah:
“Menghindari kerusakan didahulukan daripada memperoleh manfaat”.
Dalam pasal 51 ayat (2) dianjurkan agar penunjukkan wali diambil dari keluarga anak tersebut, atau orang lain yang berkelakuan baik, didasarkan kepada sabda Rasulullah Saw.:




Sesungguhnya Nabi Saw. Memutuskan (wali) bagi anak perempuan Hamzah kepada saudara perempuan ibu (khalah)nya,dan beliau bersabda:” saudara perempuan ibu (menempati) kedudukan ibu” (HR. Bukhari)
Dalam kompilasi hokum Islam, masalah perwalian diatur dalam pasal 107 sampai dengan pasal 112, yang secara garus besar mempertegas ketentuan yang dimuat dalam Undang-undang Perkawinan.
Pasal 107:
(1)Perwalian hanya terhadap anak yang belum mencapai mur 21 tahun dan atau belum pernah melangsungkan perkawinan.
(2)Perwalian meliputi perwalian terhadap diri dan harta kekayaannya.
(3)Bila wali tidak mampu berbuat atau lalai melaksanakan tugas perwaiannya, maka Pengadilan Agama dapat menunjuk salah seorang kerabat untuk bertindak sebagai wali atas permohonan kerabat tersebut.
(4)Wali sedapat-dapatnya diambil dari keluarga anak tersebut atau orang lain yang sudah dewasa, berfikir sehat, adil, jujur dan berkelakuan baik atau badan hokum.4
Pasal 109:
Orang tua dapat mewasiatkan kepada seseorang atau badan hokum untuk melakukan perwalian atas diri dan kekayaan anak atau ana-anaknya sesudah ia meninggal dunia.
Apabila dipehatikan secara teliti, ketentuan dalam Kompilasi Hukum Islam memang lebih tegas daripada dalam Undang-undang Perkawinan, karena dalam Kompilasi Hukum Islam konsennya adalah bagi orang Islam. Maka petunjuk Pengadilan Agama dilibatkan dalam menyelesaikan masalah yang timbul akibat dari perwalian adalah dalam rangka kepastian hokum.
Alasan lain daripada penunjukan wali, termasuk wewenang untuk mengalihkan barang kekayaan anak yang berada dalam perwaliannya, hanya diperbolehkan apabila kepentingan anak menghendakinya. Apabila dalam kenyataannya, wali yang ditunjuk tidak melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, atau dengan indikasi-indikasi tertentu kelihatan beriktikad tidak baik, maka hak perwaliannya dicabut.prosedur dan tata caranya dilakukan dengan mengajukan permohonan kepada prngadilan atau Pengadilan Agama untuk mencabutnya.
Pasal 53
(1)Wali dapat dicabut dari kekuasaannya, dalam hal-hal yang tersebut dalam pasal 49 undang-undang ini.
(2)Dalam hal kekuasannya seorang wali dicabut, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, oleh pengadilan ditunjuk orang lain sebgai wali.
Dalam kompilasi pasal 53 tersebut dikuatkan dalam pasal 109:
Pengadilan agama dapat mencabut hsk perwalian seseorang atau badan hokum dan memindahkannya kepada pihak lain atas permohonan kerabatnya bila wali tersebut pemabuk,penjudi , pemboros,gila dan atau melalaikan atau menyalahgunakan hak dan wewenangnya sebagai wali demi kepentingan orang yang berada dibawah perwaliannya.
Selanjutnya mengenai rincian tugas dan kewajiban wali terhadap diri dan harta benda anak yang dibawah perwaliannya, dijelaskan dalam pasal 110 Kompilasi:
(1)Wali berkewajiban mengurus diri dan harta orang yang berada dibawh perwaliannay dengan sebaik-baiknya dan berkewajiban memberikan bimbingan agar, pendidikan dan keterampilannya untuk masa depan orang yang berada dibawah perwaliannya.
(2)Wali dilarang mengikatkan , membebani dan mengasingkan harta orang yang berada di bawah perwaliannya atau merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dihindarkan.
(3)Wali bertanggung jawab terhadap harta orang yang berada di bawah perwaliannya, dan mengganti kerugian yang timbul sebagai akibat kesalahan atau kelalaiannya.
(4)Dengan tidak mengurangi ketentuan yang diatur dalam pasal 51 ayat 4 undang-undang No.1 Tahun 1974, pertanggungjawaban wali tersebut ayat (3) harus dibuktikan dengan pembukuan yang ditutup tiap satu tahun sekali.
Perwalian seseorang berakhir, apabila anak yang dibawah perwaliannya telah mencapai umur 21 tahun atau telah kawin. Karena umur 21atau telah kawin dianggap bahwa telah mampu hidup mandiri. Menurut bahasa alquran sebenarnya tidak ada penegasan secara definitive tentang batas usia. Hanya ayat alQuran (al-Nisa’,4;6) menegaskan agar sebelum harta bbendanya diserahkan, anak tersebut diuji kecakapannya. Tentang pembatasan atau berakhirnya perwalian dalam kompilasi dinyatakan dalam pasal111:
(1)Wali berkewajiban menyerahkan seluruh harta orang yang berada dibawah perwaliannya, bila yang bersangkutan telah mencapai umur 21 tahun atau telah kawin.
(2)Apabila perwalian telah berakhir, maka Pengadilan Agama berwenang mengadili perselisihan antara wali dan orang yang berada dibawah perwaliannya tentang harta yang diserhkan kepadanya.

III. KESIMPULAN
1.Tidak menjadi syarat/imperatif anak yang dipersegketakan di hadirkan kepersidangan untuk menentukan pilihannya ikut ibu atau ayahnya karena pilihan anak tersebut dapat dilakukan melalui surat pernyataan yang ditandatanganinya.
2. Hak memilih anak yang disengketakan oleh ibu atau ayahnya tetap harus diberikan, namun tidak menjadikan serta merta kita mengambil alih pilihannya dalam kaitan ayah atau ibunya berbeda keyakinan, karena aqidah adalah sebagai ukuran penentu kelangsungan atas keberlakuan hak hadhonah tersebut atau menjadi gugur karenanya.
3.Mumayyiz atau belum mumayyiz seorang anak lebih ditentukan oleh tingkat kecerdasannya anak tersebut, karenannya kita dapat memberikan hak pilih dalam mentukan siapa yang berhak mengAsuh dintara ibu atau ayahnya yang bercerai bagi anak yang belum berumur 12 tahun hanya setelah ada rekomondasi dari psikologi.

III.PENUTUP
Demikianlah beberapa hal hadhonah yang sering kita temui dalam praktek yang terkadang kasusnya sangat komplek dan cukup luas jangkauannya yang sekarang telah disepakati perkara ini tidak mengenal lagi nebis en idem, karena itu kita harus cermat dan berhati-hati dalam memutuskan. Dari itu dalam penyelesaian masalah hadonah itu tidak hanya mengacu kepada ketentuan perundang-undangan saja, melaikan harus memperhatikan nilai-nilai dari hukum dalam masyarakat, kaidah-kaidah agama, lingkungan dari ayah dan ibu yang akan diberi hak hadhonah serta aspek lain demi kemaslahatan diri anak yang akan menjadi asuhannya.


IV. DAFTAR PUSTAKA

1.Rofiq, Ahmad. 1998. Hukum Islam Di Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
2.Idris Ramulyo, Muhammad. 1996. Hukum Perkawinan Islam. Bumi Aksara: Jakarta





Bila Ku Jatuh Cinta

Oleh: Diah Pranitasari

Bila Aku Jatuh Cinta


Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi


Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !


Rindu Bertemu

Oleh: Diah Pranitasari

"Dari Jauh"



Dari jauh, aku memandang mu
Lewat semua mata hatiku

Dari jauh, aku mengagumi mu
Lewat semua kisah tentang mu

Dari jauh, aku mengkhayalkan mu
Tanpa peduli kata hatiku

Dari jauh, aku larut dalam suka cita mu
Bagai bertemu air jernih dipadang tandus

Dari jauh, aku hanyut dalam duka mu
Bagi tersesat dalam mimpi buruk

Dari jauh, kukirim do'a untuk mu
Do'a tulus, do'a tak bersyarat

Dari jauh, ku lukis engkau dalam tidurku
Lewat beragam bunga tidurku

Dari jauh, aku titipkan hati ku pada mu
Agar kau senantiasa setia padaku.



Untuk Kekasih Ku....

Oleh; Diah Pranitasari


Untuk Kekasihku,...


Pangeran Ku...

Sesungguhnya Allah Telah Memuliakanmu

Indahnya Panorama yang ada diDunia

Takkan Seindah Dirimu...


Wahai Pangeran Ku...

Siramilah Wajahmu Dengan Mata Air Kesucian

Agar Takkan Ada Lagi Dosa Dan Kenistaan


Wahai PangeranKu...

Hiasilah Wajahmu Dengan Mata Keimanan

Agar Takkan Ada Lagi Cinta Yang Mendustakan


Wahai Saudaraku...

Engkaulah Pangeran Yang Elok Nan Tampan

Hiasilah Pandanganmu Dengan Rasa Malu

Tundukkan Dirimu Penuh Rasa Rindu

Agar Anak Panah Iblis Tertunduk Lesu


Wahai Saudaraku...

Engkaulah Pangeran Yang Elok Nan Rupawan

Selimutilah Dirimu Dengan Tabir Keimanan

Pakailah Hiasanmu Dengan Hijab Ketaqwaan

Agar Takkan Adalagi Pemuda Jalanan

Yang Demi Kenistaan Merelakan Kehormatan


Wahai Saudaraku...

Engkau Laksana Mutiara Yang Tersimpan Nan Berkilau

Taburilah Bibirmu Dengan Dzikir Dan Qur’an

Agar Takkan Ada Lagi Ucapan Dan Rayuan Syaithan


Wahai Saudaraku...

Engkau Adalah Mutiara Yang Putih Nan Indah

Yang Dirindukan Bagi Pendamba Jannah

Hilangkan Keangkuhanmu Dengan Akhlaqul Karimah

Agar Engkau Disayang Oleh Sang Maha Pemurah


Wahai Pangeran Bermata Jeli

Jika Engkau Seorang Diri, Janganlah Merasa Sendiri

Ada Allah Yang Mengawasi

Jika Engkau Bersedih, Janganlah Kau pendam Dalam Hati

Ada Allah Tempat Berbagi


Wahai Mutiara Nan Bercahaya

Jika Engkau Gagal, Jangan Kau Berputus Asa

Ada Allah Tempat Meminta


Wahai Pangeran Yang Elok Nan Tampan

Jika Engkau Bermuram Sayu, Janganlah Merasa Pilu

Ada Allah Tempat Mengadu


Wahai Pangeran Pendamba Syurga

Jika Engkau Merasa Bahagia, Jangan Kau buat Dirimu Lupa

Ada Allah Tempat Memuja


Wahai Pangeran Bermata Sayu

Hiasilah Dirimu Dengan Akhlaq Nabimu

Hiasilah Langkahmu Dengan Bersujud Pada Robbmu

Agar Pangeran Syurga Cemburu Padamu...



********

Cinta

Oleh: Diah Panitasari


Dalam hidup ku belajar dari apa yang ku temui,
dari apa yang ku dapati...

Entah dari mana..... ?
Entah mulai kapan.......?
Entah karena alasan apa......?
Rasa............
yang kata sang pujangga itu datang dari lubuk hati....
yang kata sang ulama itu datang dari kesucian Qulbu....

benar kata Mas.......
Allah telah menurunkan Rahman dan RahimNya........
pada hati yang lemah ini,........
atas kelemahan dari tulang rusuk yang bengkok ini,........
hingga tiada kuasa untuk........
untuk senantiasa bertasbih.....
untuk berzikir..........
dan untuk bersorak atas syukurnya.......
kepada Allah........
Allah berikan atas segala kelemahan ini seseorang,........
Seseorang yang mampu
menuntunnya........
meluruskannya.......
menjaganya.........
memimpinnya.........
Dia adalah Mas Alan yang tercipta untuk ku..


Ku Pinang Engkau Dengan Al-Qur'an


Dari: Calon Suami Ku..


" Ku pinang engkau dengan Al-Qur'an"



Yaa Muqollibal quluub...
Tsabit quluubanaa 'ala diinik
ya Allah yang maha membolak-balikkan hati,
tetapkanlah hati kami di jlan Agama Mu
ketika bersendirian, ketika telah engkau anugrahkan
teman tuk berjuang, maupun ketika
Engkau anugrahkan jundi-jundi kecil
tuk meramaikan bumi dengan kalimat
Laa ilahaa ilallaah Muhammadar rasulullah..., dan
ketika nafas masih engkau titipkan pada kami

Ya Allah dengan Al-Qur'an
karuniakanlah kasih sayangMu kepada hamba
jadikanlah Al-Qur'an sebagai Iman, cahaya, hidayah
dan sumber rahmat bagi hamba.

Yaa Allah ingatkan hamba bila ada ayat yang hamba
lupa mengingatnya, ajarkan pada hamba
ayat yang hamba bodoh memahaminya.
keruniakan pada hamba kenikmatan membacanya
sepanjang hari
baik di tengah malam atau tengah hari
jadikan Al-Qur'an bagi hamba sebagai hujjah
duhai Tuhan Semesta alam.


---** **---


Puisi Pernikahan


Dari: Calon Suami Ku..


Pernikahan atau Perkawinan,
Membuka tabir rahasia,
Suami yang menikahi kamu,
Tidaklah semulia Muhammad SAW,
Tidaklah setaqwa Ibrahim AS,
Pun tidak setabah Isa atau Ayub AS,
Atau pun segagah Musa AS,
Apalagi setampan Yusuf AS
Justru suamimu hanyalah pria akhir zaman,
Yang punya cita-cita,
Membangun keturunan yang soleh solehah...
Pernikahan atau Perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama,
Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya,
Suami adalah Nakoda kapal, Kamu navigatornya,
Suami bagaikan balita yang nakal, Kamulah penuntun kenakalannya,
Saat Suami menjadi Raja, Kamu nikmati anggur singgasananya,
Seketika Suami menjadi bisa, Kamulah penawar obatnya,
Seandainya Suami masinis yang lancang, sabarlah memperingatkannya
Pernikahan atau Perkawinan,
Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa,
Untuk belajar meniti sabar dan ridho,
Karena memiliki suami yang tak segagah mana,
Justru Kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Khadijah, yang begitu sempurna didalam menjaga
Pun bukanlah Hajar ataupun Mariam, yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman, yang berusaha menjadi solehah ...

********

Selasa, 06 April 2010

KRITIS TRANSFORMATIF

Oleh: Tim Materi Konpida PW IPM Jateng
( Ahmad fanani, Diah Pranitasari, Dede Dwi K., Arum Dwi H.)


Refleksi Kritis Transformatif


  1. Refleksi Kritis-Transformatif

Hampir satu dasawarsa sudah IPM menegaskan diri sebagai gerakan kritis transformative. Enam tahun silam tepatnya pada Muktamar XIII di Bandar Lampung, Gerakan Krtis-Transformatif resmi di kukuhkan sebagai paradigm gerakan dalam menerjamahkan tujuan organisasi. Semanjak itu, segenap agenda organisasi tak lepas dari kerangka paradigm yang diadopsi dari rahim teori social ini, mulai dari tanfidz Mukatamar sampai materi pelatihan selalu dipenuhi wacana Kritis-Transformatif.

Pilihan paradigm Kritis Tarnasformatif dianggap sebagai pilihan yang paling tepat sebagai kaca mata organisasi (saat itu) di tengah pusaran arus globalisasi yang ditandai dengan demokratisasi di satu sisi sekaligus pragmatism di sisi lainnya. Dimotori dengan tebukanya akses kesempatan dan arus informasi global, fenomena ini hadir sebagai pedang bermata dua yang memberikan harapan sekaligus resiko (terutama) bagi kalangan pelajar. Karenanya dibutuhkan sebuah stratgi yang tepat untuk membentengi pelajar muslim agar tidak mudah terhegemoni budaya nir-moral dan tetap kritis memaknai realitas social disekitarnya, agar tetap lurus pada jalur menuju pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil.

Disampi itu, kritis Transformatif juga merupakan kontinum dari paradigm gerakan yang sebelumnya lebih menekankan achievement oriented dalam kerangka paradigm developmentlisme. Dalam kaca pandang developmentalis, sebab musabab berbagai permasalahan dipandang berakar dari kelemahan cultural, karakter diri yang lemah, dan kurang adanya achievement dan berbagai kekurangan dari dalam dirinya. Sementara paradigm kritis mamandang sebab structural sebagai akar dari berbagai masalah social yang muncul. Artinya dalam spectrum kritis, masalah social pelajar dimaknai sebagai akibat dari adanya ketidak adilan dalam relasi social yang mendasarinya, bukan besumber dari dalam diri pelajar semata. Singkatnya, paradigma kritis dibangun atas asumsi dasar kecurigaan pada struktur dan relasi social yang ada.

Dengan bertumpu pada tiga pondasi utamanya, yaitu: Penyadaran, Pemberdayaan, dan Pembelaan; Kritis transformative (secara nomatif) di harapkan bias memberikan daya hidup bagi IPM agar lebih progresif dalam memberikan alternative solusi bagi masalah dunia kepelajaran. Namun demikian secara praksis-empiris gerakan ini belum bias memberikan jawaban memuaskan atas berbagai permasalahan kepelajaran. Hal ini antara lain disebabkan karena adanya beberapa factor yaitu, (1) selama ini transformasi GKT belum maksimal; (2) Nilai kesadaran kritis yang diidealkan menjadi bantalan vital GKT belum benar-benar terinternalisasi dalam segenap elemen organisasi; (3) Adanya pemahaman yang keliru yang menyebabkan implementasi keliru pula tentunya; (4) GKT yang dibangun atas kecurigaan pada relasi dan struktur social dan mengusung aksi perlawanan membawa konsekuensi adanya resistansi dari struktur mapan yang membwa resiko tersendiri bagi actor di dalam system.

Di Jawa Tengah sendiri, masih banyak kader di bumi grassroot (dan bahkan ditingakatan daerah) yang kurang memahami substansi dari GKT, bahkan tak sedikit (akui sajalah) implementasi agenda gerakan yang belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai yang diidealkan GKT. Senyatanya, diakui atau tidak, menjelang satu decade pengukuhan GKT, IPM belum bias sepenuhnya beranjak jauh dari devepmentalisme yang bertumpu pada pengembangan diri dan peningkatan kapasitas individu. Karenanya, tidak tepat bila mengukur keberhasilan GKT dari implementasi praksis yang belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai yang diidealkan.

Materi konpida IPM Jawa Tengah ini secara umum menyajikan pokok pikiran tentang, Identifikasi masalah; dan arah kebijakan IPM Jawa Tengah ke depan.


  1. Identifikasi masalah

  1. Lemahnya Nilai Kesadaran Kritis

Kesadaran kritis merupakan prasyarat yang menjadi tumpuan utama Gerakan Kritis Transformatif. GKT mengidealkan seorang individu yang mempunyai karakter utama sadar atas realita di sekitarnya, peka terhadap permasalahan social, yang di manifestasikan melalui aksi nyata yang mencerahkan. Karakter ini berlandaskan pada kesadran kritis sebagai bantalan vitalnya. Dalam hal ini, kesadaran kritis di interpretasikan sebagai proses berfikir yang didasarkan atas kesadaran. Kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran terhadap diri, realitas social dan mampu melakukan perubahan. Sadar diri merupakan hasil refleksi sebagai manusia yang memiliki visi kehambaan dan kekhalifahan, dalam rangka mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Di Jawa Tengah nilai-nilai ini belum sepenuhnya terinternalisasi dalam diri segenap elemen gerakan sehingga perlu di gagas sebuah strategi yang tepat untuk mengatasinya.

  1. Rendahnya Budaya baca dan diskusi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa indeks baca suatu mayarakat berbanding lurus dengan tingkat kemajuan peradabannya. Sebuah Negara maju, dihuni masyarakat yang rata-rata mempunyai indeks membaca yang terbilang tinggi. Lihatlah Jepang dan China sebagai contoh, betapa luar biasa kecintaan masyarakatnya terhadap aktivitas membaca. Maka tak heran jika Jepang dan China menjadi kiblat perkembangan teknologi mutakhir. Era kemajuan teknologi informasi menuntut setiap manusia untuk memacu diri setiap saat mengakses perkembangan informasi terkini jika tidak ingin tercecer diantara derap langkah peradaban. Memang tidak ada data akurat yang secara valid menunjukkan rendahnya budaya baca pelajar Muhammadiyah di Jawa Tengah, namun dari pengamatan tim materi, budaya iqro’ belum sepenuhnya terimplementasi padahal sudah hamper satu decade kita menggemakannnya.

  1. Minimnya Literasi yang memuat arsip gerakan

Buku merupakan abstraksi dari pengalaman baik empris maupun sekadar imaji penulisnya. Buku bias menjadi sarana yang efektif untuk mempercepat persebaran dan (atau) pertukaran ide kreatif penulisnya. Selain itu, ide, gagasan, pengalaman empiris, atau sekadar curhatan yang di tuangka dalam sebuah buku tidak hanya menjadi diskursus dimasanya, melainkan bias di akses sepanjang zaman oleh generasi selanjutnmya. Disinilah letak urgensitas ketersediaan litaresi yang memadai sebagai bahan pembelajaran organisasi sehingga tidak perlu ada pengulangan proses oleh sebuah generasi atas apa yang sudah dilakukan generasi sebelumnya. Selama ini, literasi yang memuat segala sesuatu tentang gerakan hanya ada pada tanfidz keputusan yang tentunya terbatas.

  1. Onani Intelektual

kemandegan transformasi idea tau lebih tepatnya arus transformasi ide kreatif, gagasan inovatif dan wacana actual gerakan yang kurang lancer seringkali membuat wacana actual gerakan tidak tersampaikan pada basis masa dan hanya berkutat pada tingkatan elit, sehingga ide hanya menjadi ide, gagasan hanya menjadi gagasan dan wacana tetaplah wacana yang akan menguap tanpa sempat memijak pada bumi aksi.

  1. Disorientasi ideology

Ideology merupakan nilai-nilai yang dipercaya dan menjadi arah orientasi dari organisasi. Dalam hal ini, ideology berfungsi sebagai simpul pengikat yang menyatukan segenap elemen dalam organisasi untuk memperjuangkan visi yang menjadi tujuan bersama. Sebagai sebuah ortom, ideology IPM tidak bias terpisah dari ideology Muhammadiyah sebagai organisasi induknya. Secara normative, Muhammadiyah seringkali dicitrakan sebagai Gerakan Tajdid (pembaruan) dan Purifikasi (pemurnian), namun belakangan orang semakin sulit menandai yang mana yang hijau, yang mana yang merah, kuning, rasanya segalanya menjadi serba abnu-abu. Agaknya hal ini menjadi efek dari menjamurnya media yang bias diakses semua orang, dalam hal ini, keputusan organisasi tidak hanya keluar dari satu pintu, bahkan tak jarang orang lebih memegang opini individu daripada keputusan resmi organisasi sehingga tampak jelas keberagamannya. Hal inilah yang menjadi slah satu factor utama abu-abuanisasi.

  1. Lemahnya Peran Media

Tidak bias dipungkiri bahwa media saat ini memegang peran strategis dalam mempengaruhi opini public. Media kontemporer tidak sekadar berperan sebagai penyalur informasi, melainkan juga berpengaruh besar dalam proses konstruksi realitas. Persepsi masyarakat atas realita saat ini sediklit banyak dipengaruhi oleh strategi framing yang dibangun media. Sayangnya, saat ini IPM Jateng belum punya sendiri yang bias menjadi wadah pertukaran arus informasi, ide, dan gagasan actual.



  1. Arah Kebijakan IPM Jateng

Hamper setengah abad sudah Ikatan Pelajar Muhammadiyah bergumul sebagai organisasi kepelajaran. Tentunya sudah berbagai manis-getir, hitam-putih sejarah dilaluinya. IPM bukanlah entitas yang hadir dan tumbuh dalam kevakuman budaya, IPM tumbuh dan berkembang dalam ruang dialektis sejarah yang tak sederhana.

Arah kebijakan Konpida Jawa Tengah 2010 tentunya tidak bias terlepas dari basis historitas yang dibangun periode sebelumnya, karenanya ada urgensitas tersendiri untuk memperhatikan pondasi kebijakan periode sebelumnya. Berikut kutipan arah kebijakan/sasaran umum IPM:

  1. Musywil XVI: Diarahkan pada mentradisikan kesadaran kritis dikalangan pelajar melaluipengembangan nilai-nilai advokasi, kaderisasi, danpenguatan infrastruktur

  2. Musywil XVII: diarahkan pada penguatan basis massa, dengan menjadikan ranting sebagai tumpuan utama sekaligus epicentrum gerakan; penguatan ideology dan Humanisasi Gerakan

  3. Musywil XVIII: diarahkan pada transformasi perubahan nomenklatur guna mewujudkan Gerakan pelopor advokasi pelajar yang berkemajuan

  4. Konpida 2010: diarahkan pada pengembangan komunitas sebagai upaya menghidupkan basis massa melalui program kreatif-inovatif yang berbasis pada potensi konstituen, Penguatan Karakter Gerakan, dan Humanisasi Gerakan

Penjelasan Arah Kebijakan KONPIDA 2010:

  1. Komunitas Sebagai strategi Pemberdayaan basis

Tak berlebihan Ikatan pelajar Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi pelajar terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Di Jawa Tengah saja, setidaknya ada 700.000 pelajar Muhammadiyah yang (secara otomastis) tercatat sebagai anggota IPM, terlepas dair aktif dan tidaknya., yang tersebar di 35 Pimpinan Daerah, 100 Pimpinan Cabang, dan 620 Pimpinan Ranting.

Potensi besar ini tentunya tidak bias dipandang sebelah mata, menjadi asset yang sangat berharga untuk agenda perbaikan kualitas sumber daya bangsa. Idelnya, potensi massa dalam kuantitas besar ini berimplikasi pada banyaknya kader yang dihasilkan.

Namun kenyataannya tidak secara otomatis berlaku demikian, meski sejak Musywil XVII di Pekalongan telah di gemakan agenda penguatan basis, namun belum sepenuhnya terimplementasikan secara maksimal. Karenanya, dibutuhkan sebuah strategi tepat guna yang bias (secara konstan) menghidupkan ranting.

Agenda pengembagan komunitas bertumpu pada potensi yang melekat pada diri kader. Kader yang memiliki potensi tertentu akan di fasilitasi dalam kelompok tertentu yang sesuai dengan minat dan bakatnya melalui strategi yang tepat untuk selanjutnya dikembangkan menjadi kemampuan unggul. Komunitas ini dikelola oleh bidang yang bergerak pada masing, masing lahan garapnya. Misalnya, PIP mengelola Komunitas Pena, Komunitas gemar Baca, Komunitas Jurnalis Pelajar, dll; sementara ASBO bias mewadahi Komunitas pecinta Musik, Komunitas Teater, Futsal, Badminton, dll.

Dengan idealita pengembangan potensi kader berdasarkan minat dan bakat yang melekat pada dirinya, agenda pengemangan komunitas diharapkan bias menjadi jawaban yang bias memberikan daya hidup bagi ranting sebagi basis massa gerakan.


  1. Penguatan Karakter

Fenomena Pos-modernisme yang ditandai dengan gejala memudarnya batas ketegasan nilai dan norma social mengkonstruksi sebuah fenomena baru menuju kultur nir-fondasi. Realita mutakhir zaman ini dihadapkan pada sebuah kondisi dimana nilai komunal semakin abstrak, ketegasan ideology semakin memudar, dan segalanya serba abu-abu dalam kemasan pragmatisme. Fakta empiris menunjukkan betapa susahnya mengidentifikasi karakter sebuah organisasi saat ini.

Hal ini antara lain disebabkan sindrom pragmatism yang menjangkiti segenap elemen termasuk pelajar kecuali mereka yang masih istiqomah. Serbuan pragmatism makin terasa dan memebentuk semacam endemic global di hamper semua lini kehidupan. Serangan pragmatism yang menghalalkan segalanya demi kepentingan sekaligus keuntungan instan ini melemahkan loyalitas individu atas visi bersama (baca ideology)).

Selain itu, factor lain yang turut mendukung ambruknya simpul penyatu ini antara lain pengaruhi akses media yang semakin terbuka yang seringkali menampakkan secara telanjang faksi internal di sebuah organisasi, sehingga tampak gamblang perbedaan yang muncul dan terblow up kepada massa. Informasi yang sampai ke massa di basis terendah bukan sekadar keputusan resmi yang menjadi kesepakatan organisasi, meliinkan juga opini pribadi mereka yang pandangannya tidak terakomodir, sehingga masyarakat awam kadang menangkap awam perbedaan ini sebagai alternative, dan menjadi semacam pembenaran untuk tidak melaksanakan keputusan resmi yang menjadi kesepakatan bersama.

Tantangan realita mutakhir ini menghadirkan urgensitas tersendiri bagi IPM untuk merapatkan barisan, menegaskan karakter gerakan kedalam simpul identitas yang kuat -yang membedakan (secara tegas) dengan gerakan lainnya-, yaitu ideology organisasi. Ideology merupakan landasan pijak yang mendasari segenap aktivitas gerakan dan menjadi cita-cita bersama, dalam hal ini adalah mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

Sebagai ortom Muhammadiyah maka secara logis ideology IPM tidak bias di lepaskan dari ideology Muhammadiyah. Dalam hal ini, IPM memposisikan diri sebagai ujung tombak Muhammadiyah dalam melaksanakan misi dakwah amar makruf nahi munkar dalam domain pelajar. Ideology Muhammadiyah sendiri secara umum identik dengan misi Tajdid (pembaharuan) dan purifikasi (pemurnian). Pembaruan dimaknai sebagai upaya menerjemahkan nilai-nilai ajaran islam agar adaptif terhadap peubahan zaman, dengan kata lain, menerjemahkan wahyu langit untuk menjawab problematika di bumi realita actual. Sementara agenda pemurnian dipahami sebagai upaya untuk menjaga kemurnian ajaran Islam yang bersumber pada Qu’an dan hadist.

Dengan keteguhan komitmen dan konsistensi sikap pada ideology sebagai simpul gerakan ini, bukanlah sesuatu yang sulit untuk menjadikan IPM sebagai gerbong perubahan sekaligus pelopor gerakan pelajar yang mencerahkan.


  1. Pemanfaatan Media

Dewasa ini media semakin memegang peranan penting dalam kehidupan, tak terkecuali pelajar. Aktivitas media dalam melaporkan peristiwa sering memberi dampak signifikan bagi persepsi public atas realita yang di beritakan. Bahkan, seringkali media bukan saja sekadar menjadi sumber informasi, melainkannjuga factor pendorong terjadinya perubahan. Diakui atau tidak, media dalam dunia modern menjadi sarana yang efektif untuk mendorong lahirnya perubahan(minimal opini publik).

Banyak aspek yang membuat media penting dalam kehidupan. Pertama, daya jangkaunya yang sangat luas dalam menyebar-luaskan informasi; Kedua, media mempunyai kemampuan melipat gandakan pesan, juga bias di ulang pemberitaannya, sehingga menimbulkan dampak yang sangat besar di tengah khalayak. Ketiga, pemberitaan peristiwa oleh media lazimnya berkaitan dengan media lainnya membentuk rantai informasi.

Jika IPM mengidealkan dirinya sebagai agen perubahan melalui gerakan advokasi yang digagasnya, maka ada urgensitas tersendiri untuk membangun jaringan media sebagai alat untuk menyebarluaskan pandangan, agenda, dan sikap gerakan atas suatu isu sekaligus mempengaruhi pendapat umum. Dalam agenda advokasi, pendapat dan dukungan umum sangat signifikan diperlukan untuk menginisiasi lahirnya sebuah perubahan.

Terlepas dari itu, di tengah derasnya arus pertukaran informasi melalui berbagai ruang public yang melimpah sekarang ini, IPM Jawa Tengah sampai hari ini belum memiliki media yang bias menjadi ruang public dimana didalamnya dimungkinkan pertukaran informasi, ide, dan gagasan actual. Karenanya, penting rasanya untuk secara kreatif dan inovatif mengisiasi dan mengelola media yang secara khusus membahas dunia kepelajaran Muhammadiyah Jawa Tengah.


  1. Humanisasi Gerakan

Sejatinya wacana humanisasi gerakan pernah digagas dalam Musywil Pekalongan, hanya saja ada urgensitas untuk menekankan kembali dengan tantangan realitas kontemporer. Humanisasi didasarkan atas asumsi bahwa manusia adalah makhluk merdeka yang diilhami misi kekhalifahan untuk menkreasi kehidupan yang harmoni di muka bumi ini. Islam sendiri merupakan agama yang sangat humanistic, yakni agama yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. Namun semangat humanism islam bukanlah humanism sekularistik-agnostik, tetapi humanism yang dibingkai oleh nilai-nilai ketuhanan, yakni Tauhid. Sebab, tauhid merupakan inti dari ajaran kenabian. Dengan pemaknaan tersebut, Islam memiliki ciri ajaran yang Humanis-teosentrik, yakni bagaimana menerjemahkan nilai-nilai ketuhanan dalam kemanusiaan. Dengan demikian, setiap muslim sejatinya mengemban misi untuk mewujudkan eksistensi Tuhan untuk menyelesaikan problem kemanusiaan.

Untuk mewujudkan misi ini, prasyarat utamanya adalah bahwa manusia harus pertama, memerdekaan dirinya sendiri dari segala belenggu dan ketertindasan untuk kemudian membebaskan manusia dan segenap makhluk lain dari ketertindasan.

Misi kekhalifahan dipahami bahwa dalam diri setiap muslim melekat tanggung jawab moral-sosial untuk mewujudkan surga dimuka bumi (baca masyarakat madani) atau dalam bahasa IPM mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

Untuk mewujudkannya (dalam perspektif Paradigma Kritis), dibutuhkan struktur yang mendukung sepenuhnya misi ini sebab tidak bias dipungkiri bahwa usaha untuk memerdekakan manusisa dalam segala aspeknya tak jarang menghadapi tantangan yang tak mudah dari struktur social yang terlanjur mapan. Oleh karenanya, misi mewujudkan Islam yang sebenar-benarnya, meliputi dua dimensi:

  1. Peningkatan Kapasitas SDM

Kekurangan GKT selama ini adalah adanya kekeliruan interpretasi yang menganggap bahwa dengan cara pandang yang strukturalis, GKT hanya focus pada aspek ketertindasan dan pengebirian hak pelajar yang disebabkan oleh factor ekstrogen(diluar dirinya) dan dengan demikian menafikan segenap aspek cultural dan peningkatn kapasitas individu, shingga tak jarang GKT menghadapi ketegangan dan sinisme dari pihak yang tak memahami sepenuhnya paradigm ini.

Sementara opini public meyakini bahwa dunia pelajar (pendidikan) adalah proses untuk meningkatkan kapasitas, pembentukan kedirian, melalui pembangunan kesadaran diri. Aspek inilah yang selama ini tidak (secara tegas) diakomodir dalam kerangka idealita oleh GKT, sementara pada implementasinya hal-hal ini yang berlaku, jadi seolah ada kesenjangan antara aspek idealita dan praksisnya.

Terlepas dari itu, peningkatan kapasitas diri perlu dalam artian untuk membentuk kader pelopor yang bias menjadi agen terdepan dalam menginisiasi perubahan menuju kehidupan yang lebih beradab. Dalam hal ini, dimensi ini diakomodir dalam komunitas yang diwadahi dalam bidang internal dalam hal ini PIP, ASBO, dan SDI.

  1. Perbaikan Struktur dan Relasi Sosial

Sebagaimana disinggung diawal, dalam spectrum paradigm kritis, masalah social muncul bukan sekadar berakar dari factor indogen(dari dalam diri), melainkan sangat dimungkinkan karena adanya ketegangan relasi dan ketimpangan struktur social yang melingkupinya. Atas pemahaman ini, upaya mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya tidak bisa di realisasikan masih ada actor dan struktur yang tidak mendukung pembentukan pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil.

Karenanya, upaya mewujudkan cita-cita luhur tersebut juga mesti diiringi dengan usaha memperbaiki relasi dan struktur social yang timpang menuju relasi dan struktur yang berkeadilan dan beradab melalui upaya penyadaran baik korban maupun pelakunya. Aspek ini diakomodir dalam bidang eksternal dalam hal ini Advokasi yang bergerak berdasarkan Isu.