Senin, 24 Mei 2010

Seri Manajemen Keluarga Sakinah

Konsep Pernikahan

Oleh

Diah Pranitasari

Pernikahan sejatinya bukan sekedar mengumpulkan laki-laki dan perempuan dalam sebuah ikatan yang diatur syara'. Namun ada nilai ibadah yang ingin dicapai dari pernikahan ini. Dalam surat Ar- Rum ayat 21; ada tiga hal mengenai pernikahan:

  1. Ibadah, menikah adalah menyempurnakan separuh agama.

  2. Mencapai ketenangan Sakinah.

  3. Memenuhi kebutuhan biologis.

Ketiga hal ini akan dicapai dengan kerjasama yang solid antara suami & istri.

Rumah tangga ibarat sebuah kapal yang bernama sakinah. Dalam perjalanannya, kapal ini akan melalui ombak ganas bercampur badai, suami & istri harus tetap menjalankan sakinah dalam kondisi apapun. Ini butuh kematangan karakter baik suami maupun istri.

Kematangan ini hasil pola asuh dari orang tua. Penyampaian nilai-nilai tentang tanggung jawab seorang laki-laki ataupun perempuan dalam setiap fase kehidupan harus di sosialisasikan orang tua agar anak-anaknya siap menghadapi kehidupan rumah tangga.

Bahwa sebaik-baiklaki-laki adalah yang paling baik terhadap istrinya, atau ridlo Allah ada pada ridlo suami”.

Benturan dalam rumah tangga adalah hal yang mutlak terjadi. Kehidupan amat lah fluktuatif. Kadang di bawah, kadang di atas, kadang turun, kadang naik, kadang suka, kadang duka. Suami istri di tuntut untuk mampu mengantisipasi kondisi tersebut. Kiat-kiat nya yaitu:

  1. Menjaga selalu keimanan. Kelemahan iman mampu menhadirkan konflik suami istri. Hakikatnya ketenangan (sakinah) hanya milik orang yang beriman.

  2. Komunikasi yang positif antara suami istri, jika sedang marah Nabi Muhammad SAW, menyarankan segera duduk atau berbaring, atau berwudlu. Ini agar amarah segera teredam, tidak lantas menyulut emosi pasangan lainnya.

  3. Hindari pasangan kala sedang marah. Pikirkan hal-hal positif dari diri pasangan kita (yang sedang marah).

Alkisah, pada suatu hari seorang sahabat yang ingin menceraikan istrinya, datang ke rumah Umar ibn Khattab. Kala itu istri Umar sedang marah dan Umar diam saja, lalu sahabat ini berfikir, Umar saja diam dimarahi istri, apalagi saya. Umar pun berkata, perempuan diciptakan dari rusuk laki-laki. Jika dikeraskan, maka ia akan patah, kalau dibiarkan ia akan bengkok. Coba pikirkan betapa banyak kebaikan istri. Dia tidak pernah kita minta, tapi mencucikan baju kita, menyiapkan makananterbaik untuk kita, menyenangkan kita kapan pun kita butuh. Semarahnya perempuan, pasti ada diamnya. Kita lah para suami yang harus mengendalikan diri.

  1. Prioritas cinta kepada Allah, baru kepada pasangan. Kalau didahului cinta kepada Allah, maka melihat apapun dikembalikan pada Allah. Kenikmatan dunia hanyalah seujung jari. Begitu juga dengan syahwat yang tak bertempat.

Kemudian hubungannya dengan benturan-benturan, penting nya menjaga trust (kepercayaan) dalam sebuah pernikahan. Ada tiga pilar dalam pernikahan;

  1. Kasih Sayang

  2. Rasa Hormat

  3. Komitmen

Cinta berkurang, rasa hormat ada, kepercayaan ada, maka pernikahan masih bisa jalan. Cinta ada, rasa hormat sedang, dan kepercayaan tidak ada, maka pernikahan tidak bisa berjalan. Ketika salah satu komponen surut, maka suami istri harus sama-sama mengupayakan agar komponen itu tetap kuat kembali, yaitudengan membangun toleransi kepada pasangan, yaitudengan diawali pengenalan akan pasangan. Apa yang menjadi harapan, keinginan, kekurangan dan kelebihannya. Lalu apa yang bisa diberikan dan apa yang bisa ditutupi, tiap-tiap pasangan harus mencoba berempati.

Toleransi ini akan mudah dijalankan bila dibangun diatas kesadaran membina keluarga. Bahwa orientasi kebahagiaan perkawinan bukan hanya ada pada kebahagiaan suami istri saja, tetapi juga anak. Hasil dari pernikahan. Kesadaran ini harus terus ditanamkan pada anak.