Jumat, 16 Januari 2009

Yang Muda yang Harus Dipercaya!

Ridho Al-Hamdi

(Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Remaja Muhammadiya)

Judul tulisan ini tentu bertolak belakang dengan iklan sebuah rokok yang pernah penulis jumpai di salah satu sudut papan iklan: “Yang muda yang nggak dipercaya”. Di iklan teve digambarkan, saat seorang gadis muda menyampaikan pesan di dalam bis, semua penumpangnya pura-pura tidur. Namun ketika orang tua yang menyampaikan, semua penumpang bangun dan mendengarkannya. Walaupun suara itu suara si gadis tersebut.

Iklan tersebut tentu tidak sekadar menyampaikan pesan lucu. Iklan tersebut telah mengungkap sebuah realita, golongan muda masih belum dipercaya oleh siapa saja, terutama para birokrat kita. Maklum, kita telah berada di bawah rezim Soeharto selama 32 tahun. Selama tiga dekade itu pula, banyak potensi anak bangsa yang diendapkan hingga meletus dan saling berebut ”kursi kekuasaan” setelah rezim berganti menjadi reformasi.

Kalau kita mau menengok ke belakang, Soekarno saat menjadi presiden berumur 43 tahun. Soeharto memimpin gerilya ke Yogyakarta ketika menginjak usia 26 tahun. Namun lambat laun, kok umur pemimpin kita saat mereka menjabat pertama kali sebagai presiden malah di atas 50 tahun.

Yang menjadi persoalan memang bukan tua atau muda. Seolah yang muda lebih produktif dari yang tua. Titik persoalannya adalah pemimpin kita yang muncul ke permukaan hanya orang-orang itu saja. ”Elo lagi, elo lagi”. Kita bisa lihat sederet nama capres di pemilu 2009 nanti yang sudah mendeklarasikan diri: Megawati, Sutiyoso, Prabowo, Jusuf Kalla, SBY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Wiranto, dan lain sebagainya. Mereka semua adalah bekas capres yang gagal di pemilu 2004 lalu.

Kita tahu siapa mereka dan bagaimana kebijakan mereka untuk rakyat. Tidak ada keberpihakan terhadap sama sekali. Kenaikan harga BBM dan bahan pokok lainnya telah menjadi bukti, apapun alasannya. Kita tetap saja miskin dan bertambah miskin. Sehingga keluarlah celoteh ”Siapapun presidennya, kita toh tetap begini,” ungkap seorang tukang becak. Data golput hingga 40 persen di pilkada Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi bukti, rakyat sudah tidak percaya pada para pemimpin! Ke depan, jika anda ingin menang, maka penulis sarankan untuk membentuk partai yang bernama PGI alias Partai Golput Indonesia. He-eh!

Hanya satu yang patut kita ucapkan kepada sederet nama di atas: Cukup sampai di sini saja, Bung! Coret nama-nama itu dari pikiran kita. Ambil langkah dan buktikan anak muda mampu memimpin negeri ini. Kita pasti ingat, Budi Oetomo yang lahir 1908, Sumpah Pemuda yang lahir 1928, kemerdekaan RI yang lahir 1945, dan tumbangnya rezim orde baru tahun 1998. Momen-momen tersebut telah membuktikan bahwa anak mudalah yang telah mengukir sejarah republik ini.

Kita kembalikan kepercayaan itu pada kaum muda yang memiliki jiwa pemberani, tidak takut akan resiko yang terjadi setelahnya, tidak memiliki beban sejarah terhadap pihak lain (baik dalam negeri maupun pihak asing), dan memiliki wawasan yang luas. Walaupun yang tua bisa melakukan itu, tapi seolah berlaku bijak. Walaupun sebenarnya sok bijak.

Telah lama rasanya, negeri ini merindukan detik-detik seperti sumpah pemuda. Kini saatnya kerinduan itu kita wujudkan untuk mengambil alih kepemimpinan negeri ini di tangan anak muda. Saatnya yang muda yang harus dipercaya!